Sabtu, 09 Mei 2009

Selamat Hari RAya Waisak


Detik-detik waisak pada tahun ini jatuh pada tanggal 09 Mei 2009 jam 11.01.10, dengan langkah ringan aku berangkat ke vihara Jakarta Dhamma Cakka Jaya, sunter, jakarta.
Jika pada tahun-tahun sebelumnya aku mengikuti upacara peringatan hari raya Waisak di candi Borobudur, maka tahun ini cukup di Jakarta saja.
Cuaca sangat bagus, bahkan tidak terasa panas sedikitpun, agak mendung , biarpun harus duduk dipelataran sebelah kanan ruang Uposatta yang sudah penuh sesak dijejali umat tahunan. ( maksudnya sekali setahun ke vihara pas Waisak saja ).
Ceramah tahun ini oleh Bhante Subala Ratano Mahathera, seorang bikhu senior, dengan suara yang khas dan meneduhkan beliau mampu membuat kita-kita yang mendengarkan ceramahnya tidak terasa membosankan.
Hari Waisak selalu istimewa, setiap tahun aku merasa kan berkah waisak begitu melimpah, untuk tahun ini indikasinya adalah dengan cuaca yang sangat mendukung, karena hujan turun pas setelah selesai upacara peringatan detik-detik Waisak, aneh memang, bahkan umat belum bubar, hujan telah turun dengan derasnya.
Semua umat berkumpul memenuhi tenda-tenda yang disediakan oleh panitia, namun hujan yang turun mengingatkanku pada tahun-tahun sebelumnya dimana aku mengikuti perayaan Waisak di Borobudur, pada waktu itu hujan juga turun setelah perayaan Waisak selesai, semua umat juga memenuhi tenda dengan berdempet-dempetan, namun ada seorang ibu yang tidak takut hujan, dengan tenang dan khusuk dia malah meditasi di tengah hujan yang deras, semua orang melihatnya seakan dia adalah mahluk yang aneh.
Namun setelah hujan agak redaan ibu menghampiri kami dan memberikan kesaksian tentang kenapa dia mau mediatasi ditengah hujan yang deras itu.
Katanya, dia melihat tangan yang sangat besar diatas candi Borobudur, dari tangan yang yang sangat besar itu, memancar air yang sangat banyak seolah-olah memberkati candi Borobudur, sedang bagi kami ini hanya kelihatan seperti hujan biasa.
Mengingat pengalaman di Borobudur dengan ibu yang meditasi di tengah deras nya hujan, maka tahun ini kebetulan juga hujan deras pas setelah selesai upacara peringatan detik-detik Waisak, saya anggap hujan berkah Waisak, jadi dengan meringankan kaki aku berjalan ditengah hujan yang deras, ditengah tatapan orang-orang yang keheranan dengan aksi main hujan ku, aku melangkah pulang dengan penuh kepercayaan, hujan ini adalah hujan berkah Waisak. Semoga demikian, Semoga semua mahkluk berbahagia. Sabbe Satta Bhavantu Sukhi Tatta, Selamat Waisak 2553/2009.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar