Selasa, 21 Juni 2011

No More!!!!!!


I tried to teach Agata numbers. I have a number chart on the wall.
So today, when she asked for TV (she made TV sign, she can not say TV yet), I told her she need to look at numbers and answer my questions, if she can answer two out of 5 questions then she can watch. And she said "oce".
I carried her to the chart, and read for her no. 1 to 5. After that I asked her to point to the number that I said. She kept getting it wrong. So I said,"sorry...no TV, until next time when you can get it right." She said,"oce."
Then she played with her puzzles, and when she done she came to me and asked for TV again. And we did the numbers, and she could not got it right..so no TV......and so on for 2 more times.
Last she came to me, pulled me to the couch, and she sat on the couch, and show me TV sign. (I think she think when she sit nicely then I will let her watch.) I said,"Ok..let's go learn your number first."
Heard me..she covered her face with her both palms, shook her head and cried "No....."

Saw her like that...I only can laugh.........she is so funny.

Bahasa Indonesia.
Saya mencoba mengajar Agatha angka.dengan menggunakan tabel angka di yg di tempel di tembok.Jadi hari ini ketika dia meminta menyalakan TV( dia membuat isyarat TV karena belum bisa mengucapkannya ).Saya memintanya menjawab pertanyaan angka di tembok, jika dia bisa menjawab 2 dari 5 pertanyaan, maka dia boleh nonton TV. dia menjawab" Oce".
Saya menggendongnya ke tembok dan mengajarinya angka 1 sampai dengan 5. Kemudian saya kembali menunjuk keangka itu dan menyuruhnya menjawab sesuai dengan yg kuajarkan.
Tetapi dia salah melulu. Sory, Gak ada TV sampai kamu bisa menjawwab benar." Oce" jawabnya.
Tidak lama kemudian dia meminta TV lagi, jadi kami pun mengulangi belajar angka lagi. dan kembali dia tidak bisa menjawab soal yang ku ajukan.jadi tidak ada TV.sampai dia bisa menjawab benar.
Setelah berkali-kali mencoba dan kembali dia tidak bisa menjawabnya, dia menarikku ke bangku ruang tamu.dan kembali meminta TV lagi.
"Ok" ,kataku," mari belajar angka lagi", mendengar jawaban ku, spontan dia berteriak " Tidaaaakkkkk" sambil menutup muka nya dengan kedua tangannya.Melihat dia begitu, saya hanya bisa tertawa.. betapa lucunya dia....




Over Confidence

Patrick Nikolai is Bodhi's classmate. His mother talked to me yesterday, and said that the kids in the class said Bodhi is the smartest one, and Patrick is second. We both agreed the reason they voted that way because Bodhi already passed Mega math and Patrick passed multiplication test.
So on the way home, I talked with Bodhi about that, and he answered me, "That's not right, I am the smartest kid in the first grade and kindergarten."

From : the proud mom.
And to made me even happier, Bodhi said thank you to me to make him practiced alot so he could be the smartest kid in the 1st grade and kindergarten.

Note: every week, in Darby elementary, for each grade they have math test. For 1st grade, they have to pass addition (100 problems within 5 mnt) and subtraction (100 problems within 5 mnt). For Patrick and Bodhi that passed the two tests in the early phase, the teacher allowed them to do the next test, which is multiplication (100 problems within 5 mnt) and division (100 problems within 5 mnt). Multiplication and division is standard test for 2nd grade and up, and next test is mega math (all operation, total 400 problems within 20 mnt) for 3rd grade and up. The minimum score to pass is 99.

Selasa, 10 Agustus 2010

RIGHT EXCUSES


We were visiting the Lego Store in Disney Downtown. Larissa asked her mommy to buy her a big box of lego for her birthday. It was early July and her birthday is on late August. As Her mommy, Lily knows that Larissa does not have a patient building with lego, and she is afraid that she would play with her lego for a while and after that abandoned the lego. And on the other hand, Bodhi is very good with lego, and his birthday is mid July. So, after thinking a for awhile, I said I am going to buy Larissa's choice of lego, and in case she changes her mind, we can give the lego to Bodhi. And for back up plan, we got Bodhi Ben10 lego as present.

On the way out of Disney Downtown, Lily talked with Larissa about giving up the Lego for Bodhi, because Bodhi is very good buiding stuff with lego, so it is more suitable that Bodhi got that lego. Without giving a fight, she said yes.
So Lily told me,"See, it's so quick she is giving up her lego."
I reply," it's OK, anyway they still can play the lego together."

By the time we got to the car, Lily told me that the lego is for Larissa. I was puzzled, and asked what happenned, what changed her mind?
Turned out, few minutes after she said yes, Larissa got back to her mommy, and said she should have the lego, since she is not really good with lego, she need to practice more playing lego.
With this excuse, I think she deserves all kind of lego she wants.

Kamis, 05 Agustus 2010

Zhang Da Yang Luar Biasa


Zhang Da, yang luar biasa


Pada tanggal 27 Januari 2006 Pemerintah China memberikan penghargaan kepada 10 orang yang luar biasa diantara 1,4 milyar penduduk China, salah satunya adalah Zhang Da yang berasal dari Propinsi Zhejiang China. Kecintaan dan perhatiannya yang besar kepada ayahnya, hidupnya yang pantang menyerah dan mau bekerja keras, serta kisah kehidupannya yang menyentuh hati membuat Zhang Da, anak lelaki yang masih berumur 10 tahun ketika memulai semua itu, pantas menerima penghargaan tersebut.

Kisah ini bermulai pada tahun 2001 ketika Zhang Da ditinggal pergi oleh Ibu yang sudah tidak tahan hidup menderita karena miskin dan harus merawat suaminya yang sakit keras. Sejak hari itu Zhang Da hidup dengan seorang ayah yang berjalan pun tidak bisa apalagi untuk bekerja karena selalu sakit-sakitan. Kondisi ini memaksa Zhang Da yang pada waktu itu belum genap 10 tahun untuk mengambil tanggungjawab yang sangat berat.

Sejak umur 10 tahun, ia mulai tanggungjawab untuk merawat, menggendong dan memandikan ayahnya ke WC, menyiapkan makanan untuk ayahnya, Ia harus sekolah, mencari makan untuk dirinya dan ayahnya serta memikirkan hal untuk membeli obat-obat untuk ayahnya dan segala urusan untuk ayahnya menjadi tanggung jawabnya seorang, semua dia kerjakan dengan rasa tanggungjawab dan kasih. Semua pekerjaan ini menjadi tanggungjawabnya sehari-hari.

Dalam keadaan yang sangat sulit itu, ia memutuskan untuk tetap melanjutkan sekolah. Perlu diketahui bahwa dari rumah sampai sekolah ia harus berjalan kaki melewati hutan kecil. Dalam perjalanannya, Ia mulai makan daun, biji-bijian dan buah-buahan yang ia temui. Kadang juga ia menemukan sejenis jamur, atau rumput dan ia coba memakannya. Dari mencoba-coba makan itu semua, ia tahu mana yang masih bisa ditolerir oleh lidahnya dan mana yang tidak bisa ia makan. Setelah jam pulang sekolah di siang hari dan juga sore hari, ia bergabung dengan para tukang batu untuk membelah batu-batu besar dan memperoleh upah dari pekerjaan itu. Hasil kerja sebagai tukang batu ia gunakan untuk membeli beras dan obat-obatan untuk Ayahnya. Hidup seperti ini ia jalani selama lima tahun.

Untuk mengatasi masalah Obat – Obatan yang mahal dan jauhnya tempat berobat, Zhang Da berpikir untuk menemukan cara mengatasinya. Sejak umur sepuluh tahun ia mulai belajar tentang obat-obatan melalui sebuah buku bekas yang ia beli. Yang membuatnya luar biasa adalah ia belajar bagaimana seorang suster memberikan suntikan kepada pasiennya. Dan setelah ia merasa mampu, ia nekad untuk menyuntikan sendiri.

Pada saat acara penganugerahan penghargaan tersebut, yang dihadiri oleh para pejabat, pengusaha, para artis dan orang terkenal, pembawa acara bertanya kepadanya, “Zhang Da, apakah sekarang yang kamu inginkan, sekolah di mana, dan apa yang kamu rindukan untuk terjadi dalam hidupmu, berapa uang yang kamu butuhkan, nanti mau kuliah di mana, sebut saja. Pokoknya apa yang kamu idam-idamkan sebut saja, di sini banyak orang yang dapat mengabulkan keinginan kamu. Namun Zhang Da hanya terdiam dan tidak menjawab
apa-apa. Pembawa acara pun berkata lagi kepadanya, “Sebut saja, mereka bisa membantumu” Beberapa menit Zhang Da masih diam, lalu dengan suaranya ia menjawab, “Aku Mau ibu Kembali. Ibu kembalilah ke rumah, aku bisa membantu ayah, aku bisa cari makan sendiri, Ibu Kembalilah!” demikian Zhang Da bicara dengan suara yang keras dan penuh harap.

Demikian kisah Zhang Da, sebuah kisah nyata tentang seorang bocah yang luar biasa. Semoga bisa menjadi inspirasi bagi kita semua.

Kamis, 29 Juli 2010

DI GORENG LAGI


Ketika kami sedang berjalan-jalan ke mall di kawasan sunter, anak ku James ( 10 thn) tiba-tiba minta di beliin mainan. Dengan alasan tidak ada event yang special, istriku menolak untuk membelikan nya.
" kalau begitu, sebagai hadiah naik kelas saja" katanya, padahal event kenaikan kelaskan sudah berlalu cukup lama.
Dengan kesal istriku menjawab, " Ah, itu mah udah basi ,James, udah lama."
Tapi dengan enaknya james menjawab," Gak lah,mi, kan tinggal di goreng lagi aja, gak basi,kok."

Senin, 17 Mei 2010

Senin, 15 Maret 2010

Selamat Jalan Andy

Dipagi yang hening , Andy telah berpulang meninggalkan papi dan dan kakak-kakaknya, ya, rupanya Andy sudah gak bkuat lagi menanggung derita, selamat jalan Andy, yang tinggal hanya lah kenangan bersamamu, we love you....